“Semakin kita berada di puncak tertinggi, angin akan semakin menerpa kita….” Itulah yang terjadi pada Fikri!Saat tengah berada di puncak karier, badai menerpanya bertub-tubi. Pertengkaran hebatnya dengan istrinya, Shira, yang berujung pada gugatan cerai, kehadiran Nanda yang menebar fitnah dengan menyebar foto-foto mesum di internet, hingga perbuatan Babeh yang tak senonoh terhadap mantan kekasihnya, Leni.
Semuanya ruang
jadi satu di meja kehidupan Fikri. Belum lagi kedatangan Meyda dan
Alzena, dua wanita yang sama-sama shalihah dan cantik kian membuatnya
galau. Fikri tersudut, terjatuh: dan dalam lelahnya, ia memohon petunjuk
kepada Rabb-nya siapa yang harus dipilihnya, Meyda atau
Alzena? Subahanallah…!
Dalam simpuhnya, sebuah mimpi dahsyat didatangkan
oleh Allah. Fikri berdesakan menuju Ka’bah, lalu sujud di hadapannya
untuk mencurahkan segala kecamuk dalam dadanya. Dan, ketika sedang
berdzikir, matanya membentur sesosok perempuan berselendang kain putih.
Perempuan itu mengucapkan sebaris kalimat yang membuat dada Fikri
terhentak hingga berusaha mengejarnya….Inilah novel lanjutan Napas Cinta
para Ahli Doa. Novel yang sarat konflik, pencarian, sekaligus kaya
makna ini siap menerbangkan segudang imajinasi Anda. Bacalah, Anda pasti
sangat susah untuk berhenti di tengah jalan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar